Sebelumnya mohon maaf, sebenarnya agak kesulitan memahami arti kata
‘galau’. Banyak orang sering menggunakannya, namun terkadang mereka
kesulitan menyebutkan batasannya. Kami mencoba googling, ketemu beberapa
keterangan unik tentang galau.
Ada yang bilang, “galau itu adalah perasaan kacau dalam hati, bingung harus memilih, bisa juga ragu-ragu.”
Ada juga yang bilang, “Galau itu ketika orang itu tengah kosong, dan itu berasal dari hati.”
Ada yang mengatakan, “Perasaan kacau gara-gara cinta.”
Jika kita merujuk pada KBBI, galau diartikan dengan kacau, tidak karuan.
Menyimak banyak definisi malah bikin kita galau untuk memahami kata
galau. Tapi pada intinya kita bisa menyimpulkan, galau adalah perasaan
kacau, karena memikirkan masa depan atau bingung menentukan pilihan.
Obsesi Manusia
Bagian dari karakter manusia, mereka memiliki obsesi dan harapan. Dan
karena karakternya yang tamak, obsesi itu selalu berkembang. Dari Ibnu
Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ
Jika manusia memiliki dua lembah penuh dengan harta, pasti dia akan
mencari lembah harta ketiga. Tidak ada yang bisa memenuhi perut anak
Adam, selain tanah. (HR. Bukhari 6436 & Muslim 2462)
Tidak ada yang bisa menghentikan manusia untuk selalu mengejar obsesinya, selain kematian.
Anda bisa perhatikan gambar berikut,
Sahabat Ibnu Mas’ud pernah menceritakan penjelasan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang karakter manusia,
خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
خَطًّا مُرَبَّعًا، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجًا مِنْهُ، وَخَطَّ
خُطَطًا صِغَارًا إِلَى هَذَا الَّذِي فِي الْوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ
الَّذِي فِي الْوَسَطِ، وَقَالَ: هَذَا الْإِنْسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ
مُحِيطٌ بِهِ، أَوْ قَدْ أَحَاطَ بِهِ، وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ
أَمَلُهُ، وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الْأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ
هَذَا نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membuat bangun
segi empat, lalu beliau membuat garis lurus di tengahnya yang menembus
bangun segi empat itu. Kemudian beliau membuat garis kecil-kecil
menyamping diantara garis tengah itu. Lalu beliau bersabda,
“Ini manusia. Dan ini ajalnya, mengelilinginya. Dan garis yang
menembus bangun ini adalah obsesinya. Sementara garis kecil-kecil ini
adalah rintangan hidup. Jika dia berhasil mengatasi rintangan pertama,
dia akan tersangkut rintangan kedua. Jika dia berhasil lolos rintangan
kedua, dia tersangkut rintangan berikutnya.” (HR. Bukhari 6417).
Pelajaran hadis,
Bahwa sejatinya semua manusia mengalami galau, karena tidak ada
satupun manusia yang tahu masa depannya. Sementara mereka semua berharap
bisa mendapatkan cita-citanya. Allah berfirman,
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا
“Tidak ada satupun jiwa yang mengetahui apa yang akan dia kerjakan besok.” (QS. Luqman: 34)
Pelajaran lain, bahwa kita selalu memikirkan obasesi yang belum
pasti, namun kita sering melupakan sesuatu yang pasti, yaitu kematian.
Karena itu, semata mengalami galau, pikiran kacau, bingung dalam
menentukan arah hidup, bukanlah kesalahan. Hampir semua manusia
mengalaminya. Yang lebih penting adalah mengatasi kondisi galau,
sehingga tidak sampai menyeret kita kepada jurang maksiat.
Ada beberapa saran yang bisa kita lakukan, untuk mengurangi rasa galau,
Pertama, Sibukkan Diri dengan Semua yang Bermanfaat
Secara garis besar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan panduan, agar manusia selalu maju menuju lebih baik dalam menghadapi hidup.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ, وَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ,
وَلَا تَعْجَزْ, وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي
فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا, وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اَللَّهُ وَمَا
شَاءَ فَعَلَ; فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ اَلشَّيْطَانِ
Bersemangatlah untuk mendapatkan apa yang manfaat bagimu, mintalah
pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika kalian mengalami
kegagalan, jangan ucapkan, ‘Andai tadi saya melakukan cara ini, harusnya
akan terjadi ini…dst.’ Namun ucapkanlah, ‘Ini taqdir Allah, dan apa
saja yang dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena berandai-andai membuka
peluang setan. (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, Ibn Hibban 5721, dan yang
lainnya).
Mari kita kupas setiap bagian dalam hadis di atas,
Pertama, sibukkan diri untuk selalu
mengerjakan yang manfaat. Beliau memberikan batasan, artinya, ini
berlaku baik untuk manfaat dunia maupun akhirat. Karena ketika kita
sibuk dengan segala yang bermanfaat, kita tidak memiliki waktu luang
untuk melakukan perbuatan yang tidak manfaat, apalagi berbahaya.
Ibnul Qoyim mengatakan,
من أعظم الأشياء ضرراً على العبد بطالته وفراغه، فإن النفس لا تقعد فارغة، بل إن لم يشغلها بما ينفعها شغلته بما يضره ولا بد
Bahaya terbesar yang dialami seorang hamba, adalah adanya waktu
nganggur dan waktu luang. Karena jiwa tidak akan pernah diam. Ketika dia
tidak disibukkan dengan yang manfaat, pasti dia akan sibuk dengan hal
yang membahayakannya. (Thariq al-Hijratain, hlm. 413)
Seorang mukmin tidak perlu merasa kesulitan untuk mencari apa yang
manfaat baginya. Karena semua yang ada di sekitarnya, bisa menjadi
kegiatan yang bermanfaat baginya. Jika dia belum bisa melakukan kegiatan
yang manfaatnya luas, dia bisa awali dengan kegiatan yang manfaatnya
terbatas. Setidaknya dia gerakkan lisannya untuk berdzikir atau membaca
al-Quran. Atau berusaha menghafal al-Quran atau membaca buku yang
bermanfaat.
Tidak ada istilah nganggur bagi seorang mukmin. Karena setiap mukmin selalu sibuk dengan semua kegiatan yang manfaat.
Ibnu Mas’ud mengatakan,
إني لأمقت أن أرى الرجل فارغا لا في عمل دنيا ولا آخرة
Sungguh aku marah kepada orang yang nganggur. Tidak melakukan amal
dunia maupu amal akhirat. (HR. Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir, 8539).
Kedua, jangan lupa diiringi dengan doa
Inilah kelebihan orang mukmin yng tidak dimiliki selain mukmin.
Setiap mukmin memiliki kedekatan hati dengan Rabnya. Karena mereka
memiliki harapan di sisi Rabnya, yang ini tidak dimiliki oleh orang
kafir.
“mintalah pertolongan kepada Allah”
Mengingatkan agar kita tidak hanya bersandar dengan kerja yang kita
lakukan, tetapi harus diiringi dengan tawakkal kepada Allah. Karena
keberhasilan tidak mungkin bisa kita raih, tanpa pertolongan dari Allah.
Ketiga, jangan merasa lemah
Dalam melakukan hal yang terbaik dalam hidup, bisa dipastikan, kita
akan mengalami rintangan. Seorang mukmin, rintangan bukan sebab untuk
putus asa. Karena dia paham, rintangan pasti di sepanjang perjalanan
hidupnya.
Kedua, Hindari Panjang Angan-angan
Terlalu ambisius menjadi orang sukses, memperparah kondisi galau yang
dialami manusia. Dia berangan-angan panjang, hingga terbuai dalam
bayangan kosong tanpa makna. Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat mencela panjang angan-angan.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَزَالُ قَلْبُ الْكَبِيرِ شَابًّا فِى اثْنَتَيْنِ فِى حُبِّ الدُّنْيَا ، وَطُولِ الأَمَلِ
Hati orang tua akan seperti anak muda dalam dua hal: dalam cinta dunia dan panjang angan-angan. (HR. Bukhari 6420)
Ali bin Abi Thalib mengatakan,
إنّ أخوف ما أخاف عليكم اتّباع الهوى وطول الأمل، فأمّا
اتّباع الهوى فيصدّ عن الحقّ، وأمّا طول الأمل فينسي الآخرة. ألا وإنّ
الدّنيا ارتحلت مدبرة
“Yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah menikuti hawa nafsu
dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu bisa menjadi penghalang
untuk memihak kebenaran. Panjang angan-angan bisa melupakan akhirat.
Ketahuilah bahwa dunia akan berlalu.
Ketiga, Jangan Merasa Didzalimi Taqdir
Ketika anda merasa lebih gagal dibandingkan teman anda,
ketika anda merasa lebih miskin dibandingkan rekan anda,
Ketika anda terkatung-katung di dunia kuliah, sementara teman anda telah sukses di dunia kerja dan keluarga,
Anda tidak perlu berduka, karena duka anda tidak akan mengubah nasib
anda. Yang lebih penting kendalikan hati agar tidak hasad dan dengki.
Anda perlu mengingat hadis ini,
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلا
تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لا
تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Perhatikanlah orang yang lebih rendah keadaannya dari pada
kalian, dan jangan perhatikan orang yang lebih sukses dibandingkan
kalian. Karena ini cara paling efektif, agar kalian tidak meremehkan
nikmat Allah bagi kalian. (HR. Ahmad 7657, Turmudzi 2703, dan Ibn Majah 4142)
Ketika anda melihat ada orang kafir yang bergelimang nikmat, anda perlu ingat bahwa nikmat iman yang anda miliki.
Ketika anda melihat orang muslim ahli maksiat lebih sukses, anda perlu ingat, Allah lebih mengunggulkan anda dengan taat.
Keempat, Jangan Lupakan Doa Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat
Diantara doa yang bisa anda rutinkan,
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي
آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي
كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng
urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku;
perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah
ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala
kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala
kejahatan. (HR. Muslim no. 2720).
Semoga Allah selalu membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin
Allahu a’lam.
sumber: http://www.konsultasisyariah.com
0 Response to "Cara Mengatasi Galau Menurut Islam"
Post a Comment