Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Di bulan ini 
segala amal kebaikan dilipatgandakan, pintu ampunan di buka lebar-lebar 
sedangkan pintu neraka ditutup dengan rapat. Namun, apa yang terjadi 
jika di bulan puasa ini amalan kita sama dengan amalan bulan sebelumnya,
 atau bahkan kita menyia-nyiakan kesempatan emas ini begitu saja?
Jika demikian, maka tentu kita termasuk dalam orang-orang yang merugi. 
Lantas, bagaimana caranya agar kita mampu menghidupkan Ramadhan ini 
menjadi suatu momen perubahan diri, hingga kita mampu mencapai derajat 
orang yang bertakwa?
Berikut amalan-amalan yang mampu menghidupkan Ramadhanmu tahun ini:
Shiyam (puasa) dengan sesuai aturan Allah Swt
Shaum atau shiyam bermakna menahan (al-imsaak), dan menahan itulah 
aktifitas inti dari puasa. Menahan makan dan minum serta segala macam 
yang membatalkannya dari mulai terbit fajar sampai tenggelam matahari 
dengan diiringi niat. Jika aktifitas menahan ini dapat dilakukan dengan 
baik, maka seorang muslim memiliki kemampuan pengendalian, yaitu 
pengendalian diri dari segala hal yang diharamkan Allah. Dalam berpuasa,
 orang beriman harus mengikuti tuntunan Rasul saw . atau sesuai dengan 
adab-adab Islam sehingga puasanya benar.
Berinteraksi dengan Al-Quran
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran (QS.2:185). Pada bulan ini 
Al-Qur’an benar-benar turun ke bumi (dunia) untuk menjadi pedoman 
manusia dari segala macam aktifitasnya di dunia. Dan malaikat Jibril 
turun untuk memuroja’ah (mendengar dan mengecek) bacaan Al-Quran dari 
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Maka tidak aneh jika Rasulullah 
shalallahu ‘alaihi wa sallam lebih sering membacanya pada bulan 
Ramadhan. Iman Az-Zuhri pernah berkata : ”Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita (selain shiyam) ialah membaca Al-Quran”.
 Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan 
esensi dasar diturunkannya Al-Quran untuk ditadabburi, dipahami, dan 
diamalkan (QS.Shod: 29).
Qiyam Ramadhan (Shalat Terawih)
Ibadah yang sangat ditekan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di 
malam Ramadhan adalah Qiyamu Ramadhan. Qiyam Ramadhan diisi dengan 
sholat malam atau yang biasa dikenal dengan sholat tarawih. Rasulullah 
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Barang siapa yang melakukan qiyam Romadon dengan penuh iman dan 
perhitungan, maka diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun 
‘aliahi).
Memperbanyak Dzikir, Do’a dan Istighfar
Diantara aktifitas di bulan Ramadhan yang sangat penting dan berbobot 
tinggi, namun ringan dilakukan oleh umat Islam adalah memperbanyak 
dzikir, do’a dan istighfar. Bahkan do’a orang-orang yang berpuasa sangat
 mustajab, maka perbanyaklah berdo’a untuk kebaikan dirinya dan umat 
Islam yang lain, khususnya yang sedang ditimpa kesulitan dan musibah.
Shodaqoh, Infak dan Zakat
Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah dan dibulan Ramadhan 
beliau lebih pemurah lagi. Kebaikan Rasulullah saw. di bulan Ramadhan 
melebihi angin yang berhembus karena begitu cepat dan banyaknya. Dalam 
sebuah hadits disebutkan :
“Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan’ (HR Al-Baihaqi, Alkhotib dan At-Turmudzi).
Dan salah satu bentuk shodaqoh yang dianjurkan adalah memberikan ifthor 
(santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa. Seperti sabda
 beliau:
“Barangsiapa yang memberi ifthor kepada orang-orang yang berpuasa, 
maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa 
mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut”. (HR. Ahmad, Turmudzi 
dan Ibnu Majah).
Menuntut Ilmu dan Menyampaikannya
Bulan Ramadhan adalah saat yang paling baik untuk menuntut ilmu 
ke-Islaman dan mendalaminya. Karena di bulan Ramadhan hati dan pikiran 
sedang dalam kondisi bersih dan jernih sehingga sangat siap menerima 
ilmu-ilmu Allah SWT. Maka waktu-waktu seperti ba’da shubuh, ba’da dhuhur
 dan menjelang berbuka sangat baik sekali untuk menuntut ilmu.
Umrah
Umrah pada bulan Ramdhan juga sangat baik dilaksanakan, karena akan 
mendapatkan pahala yang berlipat-lipat, sebagaimana yang disebutkan 
dalam hadits Rasulullah kepada seorang wanita dari Anshor yang bernama 
Ummu Sinan :
“Agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, 
karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah saw. ”.(HR.Bukhari
 dan Muslim).
I’tikaf
I’tikaf adalah puncak ibadah di bulan Ramadhan. Dan ‘Itikaf adalah tetap tinggal di masjid
taqqorrub kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala aktifitas 
keduniaan. Dan inilah sunnah yang selalu dilakukan Rasulullah pada bulan
 Ramadhan, disebutkan dalam hadits :
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh 
hari terakhir menghidupkan malam harinya, membangunkan keluarganya dan 
mengencangkan ikat pinggangnya” (HR Bukhari dan Muslim).
Mencari Lailatul Qadar
Lailatul Qodar (malam kemuliaan) merupakan salah satu keistimewaan yang 
Allah berikan kepada umat Islam melalui Rasulnya shalallahu ‘alaihi wa 
sallam Malam ini nilainya lebih baik dari seribu bulan. Ketika kita 
beramal di malam itu berarti seperti beramal dalam seribu bulan. Malam 
kemuliaan itu waktunya dirahasiakan Allah SWT. oleh karena itu 
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk mencarinya. 
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Carilah di sepuluh terakhir bulan Ramadhan, dan carilah pada hari 
kesembilan, ketujuh dan kelima”. Saya berkata, wahai Abu Said engkau 
lebih tahu tentang bilangan”. Abu said berkata:”Betul” . “Apa yang 
dimaksud dengan hari kesembilan, ketujuh dan kelima”. Berkata:” Jika 
sudah lewat 21 hari, maka yang kurang 9 hari, jika sudah 23 yang kurang 7
 dan jika sudah lewat 5 yang kurang 5” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan 
Al-baihaqi).
Menjaga Keseimbangan dalam Ibadah
Keseimbangan dalam beribadah adalah sesuatu yang prinsip, termasuk 
melaksanakan ibadah-ibadah mahdhoh di bulan Ramadhan. Kewajiban keluarga
 harus ditunaikan, begitu juga kewajiban sosial lainnya. Rasulullah 
shalallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menjaga keseimbangan, walaupun 
beliau khusyu dalam beribadah di bulan Ramadhan, tetapi tidak 
mengabaikan harmoni dan hak-hak keluarga. Seperti yang diriwayatkan oleh
 istri-istri beliau, Aisyah dan Ummu Salamah RA, Rasulullah shalallahu 
‘alaihi wa sallam adalah tokoh yang paling baik untuk keluarga, dimana 
selama bulan Ramadhan tetap selalu memenuhi hak-hak keluarga beliau. 
Bahkan ketika Rasulullah berada dalam puncak praktek ibadah shaum yakni 
I’tikaf, harmoni itu tetap terjaga.
sumber: https://www.islampos.com

dapet info baru nih
ReplyDeletemoga bermanfaat bro...maksih dah berkunjung
DeleteNice sob.. lanjutkan..
ReplyDeletemakasih bro moga bermanfaat......
Delete