Masjid Unik di Malang
ini pernah membuat heboh Malang pada tahun 2008. Pasalnya konon
kabarnya masjid ini dibangun oleh tentara jin dalam waktu semalam.
Secara tiba-tiba masjid itu ada di tengah-tengah masyakarat. Kabar ini
pun menimbulkan euforia, masyarakat luar lantas berbondong-bondong pergi
untuk melihatnya saat itu, bahkan sampai sekarang masjid itu kerap
dikunjungi oleh masyarakat yang penasaran dengan keberadaan masjid
tersebut.
Namun apakah
benar masjid ini dibangun oleh tentara Jin? Memang sedikit sulit untuk
diterima oleh akal sehat bahwa masjid ini dibangun tidak oleh tangan
manusia mengingat di tengah-tengah arus zaman modernisasi atau eranya
teknologi seperti sekarang kita berpikir secara rasional dan menganggap
hal semacam ini hanya sebuah “hoax” belaka. Namun terkadang pula kita
pun dapat memaklumkan bahwa hal atau pendapat yang berbau irasional
seperti ini terkadang masih hidup di tengah-tengah pikiran masyrakat
kita.
Nah, terlepas
dari segala kehebohan itu, Masjid Turen memiliki segala macam kekayaan
arsitektur, mulai dari kaligrafi, gaya desain bagunannya, dan yang
lainnya. Tak pelak masjid ini pantas menjadi salah satu masjid yang
anda kunjungi jika berada di Malang, tepatnya di daerah Turen. Berikut
ini penjelasan mengenai masjid unik di Malang:
Sekilas Sejarah Masjid Turen
Dari beberapa
keterangan yang ada disebutkan bahwa masjid ini merupakan bangunan
Pondok Pesantren Syalafiyah Bihaaru Bahri’Asali Fadlaairil Rahmat yang
didirikan pada tahun 1963 oleh KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Sholeh Al
Mahbub Rahmat Alam yang biasa disapa dengan nama Romo Kiai Ahmad. Romo Kiai Ahmad
mempunyai maksud mulia mendirikan pondok pesantren ini, yaitu untuk
dikunjungi oleh semua orang, baik yang muslim maupun yang non-muslim.
Jadi siapa pun boleh masuk ke pondok pesantren ini walau bukan umat
islam sekalipun.
Pembangunan
pondoknya sendiri hanya menggunakan material apa adanya dan minim
budget. Contohnya, waktu itu hanya digunakan baru batu merah saja maka
batu merah itulah yang dipasang dengan luluh (adonan) dari tanah liat
(lumpur/ledok). Pembangunan masjid ini mulai dari bawah tanah, tepatnya
di lantai tiga, ada tiang penyangga dari seluruh bangunan yang terbuat
dari tanah liat. Satu tiang yang dibuat tanah liat itu yang menjadi roh
atau kekuatan dari seluruh bangunan.
Nah selama
proses pembangunan terus berlangsung, pada tahun 1978 mulai ada santri
yang datang dan menetap di sana. Semakin banyak santri yang datang,
pembangunan dan perluasan pondok pun dilakukan seadanya sampai tahun
1992. Selama beberapa tahun pembangunan sempat terhenti, namun sekitar
tahun 1999 pembangunan masjid kembali bergairah. Pengerjaannya
mengandalkan tenaga-tenaga para santri yang ada dengan dibantu oleh
masyarakat.
Arsitektur dan Fasilitas Masjid
Bangunan ini
berarsitektur ala Timur Tengah dengan hiasan-hiasan kaligrafi arab di
tembok-temboknya dan setiap sudut bangunan. Bahkan di samping pos
keamanan yang berwarna orange tepat berada di pintu masuk, di beberapa
bagiannya ada tulisan kaligrafinya.
Ornamen
kaligrafi-kaligrafi yang menghiasi masjid ini sebagian besarnya
dikerjakan sendiri oleh para santri dengan penuh kesabaran, ketelitian
dan keihklasan. Hal ini penting dibutuhkan untuk menghasilkan karya
kaligrafi yang indah, selain sebagai sarana untuk menambah keterampilan
tambahan bagi para santri ponpes.
Pondok
Pesantren dan masjid mencapai 10 lantai, untuk yang tingkat satu sampai
tingkat empat digunakan sebagai tempat para santri pondokan, lantai enam
digunakan sebagai ruang keluarga, lantai tujuh, lima dan delapan
terdapat toko-toko kecil yang bermacam-macam makanan ringan dan pakaian
dan dikelola oleh para santri wanita. Dari satu lantai ke lantai yang
lainnya fasilitas tangga telah disediakan, begitu pula dengan lift pun
walau belum berfungsi sepenuhnya.
Di dalam ponpes
juga tersedia kolam renang yang dilengkapi oleh perahu. Perahu ini
dapat dinaiki oleh wisatawan anak-anak setelah meminta izin terlebih
dahulu kepada santri yang ada di sekitar tempat itu. Tak hanya itu di
dalam kompleks ponpes juga ada berbagai jenis binatang, ruangan
aquarium, dan perpustakaan yang berisikan buku-buku tentang islam. Nah,
jika merasa letih mengelana dari satu lantai ke lantai lainnya, tinggal
istirahat di kursi istirahat yang telah disediakan. Kursi untuk
istirahat itu dibuat dari kayu jati dengan bentuknya yang unik, dan
dihiasi bagian atasnya dengan kaligrafi.
Lokasi Masjid
Untuk masuk ke
masjid yang terletak di Jl. Wahid Hasyim, Gang Anyar Desa Sananrejo,
Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini tidak dipungut biaya
alias gratis. Masjid Turen ini jika ingin ditempuh dari Malang, masjid
berada sekitar 25 Km, dan jika ditempuh dari terminal Gadang dapat
menggunakan minibus tujuan Turen.
sumber:http://homestaykotabatumalang.blogspot.sg
0 Response to "Wisata Masjid Unik "Tiban" di Malang"
Post a Comment