Gambar Lokasi Makam Sunan Bayat |
Sunan Bayat adalah nama lain dari Ki Ageng Pandanaran, seorang
Adipati di daerah Pandanaran (sekarang Semarang) yang kemudian menjadi
murid Sunan Kalijaga dan menjadi penyebar Agama Islam di sekitar Bayat,
Klaten. Adipati Pandanaran diangkat oleh RajanDemak Bintoro. Lokasi
Makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran ada di Desa Paseban Kecamatan
bayat Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Kompleks makam ini terletak di ataas sebuah perbukitan yang sering disebut Gunung Jabalkat.
Makam Sunan Bayat atau Tembayat selalu dikunjungi oleh para peziarah di sekitar Jawa Tengah. Nama beliau memang sudah terkenal diantara para Wali. Meskipun tidak masuk dalam Walisongo, namun banyak yang menganggap bahwa Sunan Bayat adalah sunan ke sepuluh.
Makam Sunan Bayat atau Tembayat selalu dikunjungi oleh para peziarah di sekitar Jawa Tengah. Nama beliau memang sudah terkenal diantara para Wali. Meskipun tidak masuk dalam Walisongo, namun banyak yang menganggap bahwa Sunan Bayat adalah sunan ke sepuluh.
Cerita tentang Sunan Tembayat atau Ki Ageng Pandanaran sangat erat
kaitannya dengan Kisah Asal-Usul Kota Salatiga. Dimana setelah Ki Ageng
Pandanaran memutuskan untuk ke Gunung Jabalkat untuk berguru pada Sunan
Kalijaga. Ki Ageng Pandanaran dan Sunan Kalijaga berangkat bersamaan,
sedangkan istri Ki Ageng Pandanaran menyusul suaminya di belakang.
Dikisahkan istri Ki Ageng Pandanaran ini belum bisa meninggalkan
keduniawian, sehingga sebelum berangkat dia bawa harta kekayaaannya yang
berupa emas perhiasan dan dimasukkan dalam batang bambu.Dalam
perjalanannya dari Semarang ke Gunung Jabalkat di Bayat, Sunan Kalijaga
dan Ki Ageng Pandanaran dicegat oleh 3 perampok. Karena merasa tidak
membawa harta benda berharga, Sunan Kalijaga menjawab dengan tenang,
bahwa mereka tidak punya apa-apa. Namun Sunan Kalijaga berkata pada
perampok untuk menunggu, karena sebentar lagi ada wanita yag akan lewat
membawa banyak perhiasan yang dimasukkan dalam tongkat bambu. Perampok
itu pun menurut saja apa kata Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga dan Ki
Ageng Pandanaran melanjutkan perjalanan. Tak lama berselang sampailah
istri Ki Ageng Pandanaran ke tempat para perampok berada. Benar saja,
perampok langsung meminta tongkat Nyi ageng yang berisi emas permata
itu. Karena takut, Nyi Ageng Pandanaran kemudian lari menyusul suaminya
dan Sunan Kalijaga. Setelah bertemu Sunan Kalijaga, Istri Ki Ageng
Pandanaran menceritakan semuanya. Sunan Kalijaga kemudian berujar bahwa
kelak daerah itu akan diberi nama dengan nama "Salatiga", yang berasal
dari kata salah tiga. Konon kata itu diambil karena dalam peristiwa itu
ada 3 pihak yang bersalah, yaitu Istri ki Ageng Pandanaran sendiri, Ki
Ageng Pandanaran yang tidak dapat membimbing istrinya dan para perampok.
Versi lain mengatakan kata "tiga" merujuk pada jumlah perampok yang
berjumlah 3.
Saat ini Makam Sunan Tembayat banyak dikunjungi oleh peziarah dari luar daerah. Diantara mereka ada yang benar-benar ingin berziarah, tetapi ada juga yang memiliki tujuan lain seperti ingin ngalap berkah ataupun mencari pesugihan.
Saat ini Makam Sunan Tembayat banyak dikunjungi oleh peziarah dari luar daerah. Diantara mereka ada yang benar-benar ingin berziarah, tetapi ada juga yang memiliki tujuan lain seperti ingin ngalap berkah ataupun mencari pesugihan.
0 Response to "Ziarah ke Makam Sunan Bayat, Wisata Religi di Klaten"
Post a Comment